Semua orang bisa menulis, tapi tak semua orang berani melakukannya. Oleh karena itu, ucapan terima kasih terbesar kuberikan kepada Tuhan, atas keberanian yang Ia titipkan padaku.
Terima kasih pula kuucapkan pada Ayahku atas tatapan resahnya di ruang tamu, saat pertama kusampaikan niatku untuk berhenti bekerja di kantor demi menulis. Juga terima kasih pada Ibuku, atas doanya yang ia panjatkan untukku tiap kali ia terbangun di malam hari.
Buku ini juga kutujukan untuk teman-temanku, mereka yang percaya bahwa aku
Terima kasih pula kuucapkan pada Ayahku atas tatapan resahnya di ruang tamu, saat pertama kusampaikan niatku untuk berhenti bekerja di kantor demi menulis. Juga terima kasih pada Ibuku, atas doanya yang ia panjatkan untukku tiap kali ia terbangun di malam hari.
Buku ini juga kutujukan untuk teman-temanku, mereka yang percaya bahwa aku
bisa menulis. Semangat dan dukungan kalian adalah kekuatanku untuk maju.
Terima Kasih pada teman-temanku, keluarga besar jurusan film 03. Perkembangan kalian adalah motivasiku untuk bisa terus maju. Semoga suatu hari kita bisa berkumpul dan tersenyum menatap keberhasilan kita masing-masing. Juga kepada teman-temanku di jurusan Susastra, Cultural Studies, dan Kajian Tradisi Lisan. Senang bisa berbagi 2 tahun kemarin bersama kalian. Semoga pertemanan kita tak akan selesai sampai di sana. Terima kasih pula pada kamerad di bomcerpen.com, pada para dewan, dan para kontributor. Terima kasih pula untuk teman-temanku di flux and play dan Blackrock Entertainment,
Serta sepasang mata yang menyaksikan perjalanan ini tanpa keraguan sama sekali, terima kasih, Prilia Herdianty.
Terima kasih pula, dengan sepenuh hati, kutujukan kepada teman-temanku di GagasMedia. Mbak Resita dan Mbak Iwid, atas pertemuan pertama kita di TIM ketika awal membahas buku ini. Terima kasih pula kutujukan pada dua editor buku ini, yang sangat hebat, Erni dan Tesara. Terima kasih atas kerja keras teman-teman yang terlibat dalam proses pembuatan buku ini.
Terima kasih, saya ucapkan kepada guru-guru bahasa Indonesia saya ketika masih sekolah dulu.
Terima kasih pula pada 4 guru menulis saya, yang mengajar dengan cara mereka masing-masing: Marselli Sumarno, Seno Gumira, Armantono. Serta satu orang teman yang mengenalkan saya dengan dunia menulis, Andi. Khusus untuk Andi ini, saya akan terus berharap agar suatu hari ia bisa kembali menulis.
Buku ini adalah awal dari langkah yang masih sangat panjang. Perjalanan yang berat tak berhenti hanya sampai di sini.
Dalam perjalanan ini, serta keputusan hidup yang saya ambil, pasti ada saja orang-orang yang merendahkan pilihan hidup saya. Tentu ada saja orang-orang yang menganggap saya remeh, merasa pekerjaan sebagai penulis tak akan menghasilkan apa-apa, meski tak mereka sampaikan langsung pada saya.
Namun, saya tak pernah menghabiskan satu detikpun dari hidup ini untuk orang seperti mereka. Saya menjalani hidup, berjuang, dan menulis, demi kalian, keluarga, sahabat, orang-orang yang percaya pada kemampuan saya. Saya menulis demi kalian, orang-orang yang percaya dan berharap agar saya bisa mencapai apa yang saya cita-citakan melalui tulisan.
Ya, saya adalah penulis.
Terima Kasih pada teman-temanku, keluarga besar jurusan film 03. Perkembangan kalian adalah motivasiku untuk bisa terus maju. Semoga suatu hari kita bisa berkumpul dan tersenyum menatap keberhasilan kita masing-masing. Juga kepada teman-temanku di jurusan Susastra, Cultural Studies, dan Kajian Tradisi Lisan. Senang bisa berbagi 2 tahun kemarin bersama kalian. Semoga pertemanan kita tak akan selesai sampai di sana. Terima kasih pula pada kamerad di bomcerpen.com, pada para dewan, dan para kontributor. Terima kasih pula untuk teman-temanku di flux and play dan Blackrock Entertainment,
Serta sepasang mata yang menyaksikan perjalanan ini tanpa keraguan sama sekali, terima kasih, Prilia Herdianty.
Terima kasih pula, dengan sepenuh hati, kutujukan kepada teman-temanku di GagasMedia. Mbak Resita dan Mbak Iwid, atas pertemuan pertama kita di TIM ketika awal membahas buku ini. Terima kasih pula kutujukan pada dua editor buku ini, yang sangat hebat, Erni dan Tesara. Terima kasih atas kerja keras teman-teman yang terlibat dalam proses pembuatan buku ini.
Terima kasih, saya ucapkan kepada guru-guru bahasa Indonesia saya ketika masih sekolah dulu.
Terima kasih pula pada 4 guru menulis saya, yang mengajar dengan cara mereka masing-masing: Marselli Sumarno, Seno Gumira, Armantono. Serta satu orang teman yang mengenalkan saya dengan dunia menulis, Andi. Khusus untuk Andi ini, saya akan terus berharap agar suatu hari ia bisa kembali menulis.
Buku ini adalah awal dari langkah yang masih sangat panjang. Perjalanan yang berat tak berhenti hanya sampai di sini.
Dalam perjalanan ini, serta keputusan hidup yang saya ambil, pasti ada saja orang-orang yang merendahkan pilihan hidup saya. Tentu ada saja orang-orang yang menganggap saya remeh, merasa pekerjaan sebagai penulis tak akan menghasilkan apa-apa, meski tak mereka sampaikan langsung pada saya.
Namun, saya tak pernah menghabiskan satu detikpun dari hidup ini untuk orang seperti mereka. Saya menjalani hidup, berjuang, dan menulis, demi kalian, keluarga, sahabat, orang-orang yang percaya pada kemampuan saya. Saya menulis demi kalian, orang-orang yang percaya dan berharap agar saya bisa mencapai apa yang saya cita-citakan melalui tulisan.
Ya, saya adalah penulis.