Mungkin malaikat terlalu lama merindu kau,
hingga begitu lekas kau dipanggilnya.
Pada suatu sore,
kala kau pandangi surga yang merebak di balik awan.
Mintakan maafku,
Jika mereka menemukan kecupan di pipi itu,
Mintakan pula agar mereka merelakan cemburu,
Karena di dunia ini, satulah kau untukku.
Sempat kau menitipkan hati sebelum pergi.
Barangkali di surga kau tak butuh hati.
Ah, dengan ini pula, nanti mudah kau kudapati;
“Dimana gadis yang tak punya hati?”
“Hati? Adakah hati ditinggal mati?”
“Ini aku ada satu.”
“Untuk apa?”
“Mencarinya di surga.”
Konon surga tempatnya orang baik.
Baik-baiklah kau, manja.
Janganlah kau merengek minta apa-apa.
Jika sedang sendiri, kau harus bisa urus diri.
Dulu sering demikian kukatai.
Jagalah sendiri dulu.
Aku tak bisa mati cepat-cepat, tak tahulah.
Jangan pikir takkan sempat.
Aku pasti kesitu.
Menjadi orang baik, masuk surga, dan menemanimu
(lagi)
Ario Sasongko
08.12.2011
hingga begitu lekas kau dipanggilnya.
Pada suatu sore,
kala kau pandangi surga yang merebak di balik awan.
Mintakan maafku,
Jika mereka menemukan kecupan di pipi itu,
Mintakan pula agar mereka merelakan cemburu,
Karena di dunia ini, satulah kau untukku.
Sempat kau menitipkan hati sebelum pergi.
Barangkali di surga kau tak butuh hati.
Ah, dengan ini pula, nanti mudah kau kudapati;
“Dimana gadis yang tak punya hati?”
“Hati? Adakah hati ditinggal mati?”
“Ini aku ada satu.”
“Untuk apa?”
“Mencarinya di surga.”
Konon surga tempatnya orang baik.
Baik-baiklah kau, manja.
Janganlah kau merengek minta apa-apa.
Jika sedang sendiri, kau harus bisa urus diri.
Dulu sering demikian kukatai.
Jagalah sendiri dulu.
Aku tak bisa mati cepat-cepat, tak tahulah.
Jangan pikir takkan sempat.
Aku pasti kesitu.
Menjadi orang baik, masuk surga, dan menemanimu
(lagi)
Ario Sasongko
08.12.2011