Dulu itu, darah kami merembas
Menyebut kompeni, memaki
Apa kini, bangsa sendiri?
Berjuanglah kami, di tanah sunyi
Kami bertelanjang tangan
Kalian berbekal api
Kami berteriak
Kalian menembak
Sudah lalu, kami
mati
Menyebut kompeni, memaki
Apa kini, bangsa sendiri?
Berjuanglah kami, di tanah sunyi
Kami bertelanjang tangan
Kalian berbekal api
Kami berteriak
Kalian menembak
Sudah lalu, kami
mati
Inikah harga petani?
Kami ciumi tanah ini
Melumurnya dengan darah sendiri
Menyimbah debu
Kami peluk pelurumu erat
Kami ciumi tanah ini
Merembas air mata
Oh negeri pertiwi,
tidurlah kami di kolong tanahmu.
Dimanakah tempat kami
Petani bangsa sendiri
Demi tanah dan air inilah
Kami berjuang, kami menendang.
Hai saudara, pembunuh anak tiri.
Pelurumu itu, kami yang bayar!
Rawamangun, 05.01.2012
Ario Sasongko
(Puisi ini dimuat dalam buku antologi puisi "Bima Membara.")
BERITA PERS "BIMA MEMBARA."
Antologi Puisi Bima Membara Diluncurkan di Kongres Komunitas Sastra Indonesia
Jakarta, 25 Maret 2012
Antologi puisi "Bima Membara" dari 32 sastrawan Indonesia telah diluncurkan dalam acara Kongres Sastrawan Indonesia (KSI) di Wisma Angromulyo Cisarua Bogor, Sabtu (24/3).
Peluncuran puisi yang merespon kejadian bentrokan antara aparat keamanan dengan petani di pelabuhan Sape Kabupaten Bima NTB akhir Desember 2011 lalu ditandai dengan penyerahan buku antologi puisi "Bima Membara" kepada 7 orang perwakilan KSI oleh penyair senior Dinullah Rayes.
Ketujuh sastrawan perwakilan KSI ini yakni Ahmadun YH (mantan pengurus DPP KS), H. Bambang Widyatmoko ( Sekjen DPP KSI), Habiburrahman EZ (Sastrawan, penulis novel Ayat-ayat Cinta), Wowo Hesti Prabowo (Ketua yayasan KSI), Dimas Arika Miharjo (Direktur bengkel sastra Mandiri), Idris Pasaribu (Redaktur harian Analisa Medan) dan Dr.Mu'jizah (kantor Badan Bahasa).
"Respon rekan-rekan penyair dari seluruh Indonesia, untuk memberikan kontribusi puisinya sungguh luar biasa, hanya dalam waktu 3 minggu lebih dari seratus puisi terkumpul." ungkap penggagas penerbitan antologi puisi Bima Membara Arif Hidayat.
Namun menurut Arif, tidak semua puisi diterbitkan dalam antologi ini, "hanya 32 puisi dari 32 penyair, sisanya masih kami simpan untuk rencana sesi terbitan selanjutnya." jelasnya.
Dijelaskan oleh Arif Endoser yang memberikan tanggapan atas penerbitan buku antologi puisi ini yakni Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Dr. Din Syamsuddin, Mantan Gubernur NTB yang saat ini menjadi anggota DPR RI Drs. Harun Alrasyid dan Anggota DPR RI Fahri Hamzah.
Ke-32 penyair yang puisinya masuk dalam antologi ini yakni Dinullah Rayes, Eka RS, Arrie Boediman La Ede, Kit Rose, Habe Arifin, Edy Priyatna, Kelana, Donny Anggoro, Zeta Rosa, Bayu Gautama, Dwi Rahariyoso, Selsa, Bambang Prayitno, Agus Wepe, Wasta Tama, Nurdiana, Edy Firmansyah, Ario Sasongko, Alex R. Nainggolan, Jaksen Saragih, Thomas Budi Santoso, Saiful Hadjar, MiRa, Dimas Arika Mihardja, Jumari HS, Asahan, Heri Latief, Selendang Sulaiman, Darmanto Nugroho.
Beberapa orang penyair yang terlibat dalam antologi puisi "Bima Membara" diantaranya Leonowens SP, Jumari HS dan Dimas Arika Miharja juga hadir dalam peluncuran ini.
Leonowens selaku kordinator penyusunan dalam pembuatan buku ini mengutarakan buku puisi ini cukup berbeda dengan antologi puisi lainya. "Bisa jadi buku semacam ini masih jarang di Indonesia, temanya khusus yakni merespon tentang kejadian yang telah terjadi khususnya mengenai kerusuhan dan bentrokan yang terjadi di Bima beberapa waktu lalu." jelas Leo.
Pada akhir acara yang berlangsung santai berupa api unggun dan bakar jagung, peserta kongres KSI yang berjumlah 130 orang mendapatkan buku antologi puisi "Bima Membara" secara cuma-cuma. (*)
Kami ciumi tanah ini
Melumurnya dengan darah sendiri
Menyimbah debu
Kami peluk pelurumu erat
Kami ciumi tanah ini
Merembas air mata
Oh negeri pertiwi,
tidurlah kami di kolong tanahmu.
Dimanakah tempat kami
Petani bangsa sendiri
Demi tanah dan air inilah
Kami berjuang, kami menendang.
Hai saudara, pembunuh anak tiri.
Pelurumu itu, kami yang bayar!
Rawamangun, 05.01.2012
Ario Sasongko
(Puisi ini dimuat dalam buku antologi puisi "Bima Membara.")
BERITA PERS "BIMA MEMBARA."
Antologi Puisi Bima Membara Diluncurkan di Kongres Komunitas Sastra Indonesia
Jakarta, 25 Maret 2012
Antologi puisi "Bima Membara" dari 32 sastrawan Indonesia telah diluncurkan dalam acara Kongres Sastrawan Indonesia (KSI) di Wisma Angromulyo Cisarua Bogor, Sabtu (24/3).
Peluncuran puisi yang merespon kejadian bentrokan antara aparat keamanan dengan petani di pelabuhan Sape Kabupaten Bima NTB akhir Desember 2011 lalu ditandai dengan penyerahan buku antologi puisi "Bima Membara" kepada 7 orang perwakilan KSI oleh penyair senior Dinullah Rayes.
Ketujuh sastrawan perwakilan KSI ini yakni Ahmadun YH (mantan pengurus DPP KS), H. Bambang Widyatmoko ( Sekjen DPP KSI), Habiburrahman EZ (Sastrawan, penulis novel Ayat-ayat Cinta), Wowo Hesti Prabowo (Ketua yayasan KSI), Dimas Arika Miharjo (Direktur bengkel sastra Mandiri), Idris Pasaribu (Redaktur harian Analisa Medan) dan Dr.Mu'jizah (kantor Badan Bahasa).
"Respon rekan-rekan penyair dari seluruh Indonesia, untuk memberikan kontribusi puisinya sungguh luar biasa, hanya dalam waktu 3 minggu lebih dari seratus puisi terkumpul." ungkap penggagas penerbitan antologi puisi Bima Membara Arif Hidayat.
Namun menurut Arif, tidak semua puisi diterbitkan dalam antologi ini, "hanya 32 puisi dari 32 penyair, sisanya masih kami simpan untuk rencana sesi terbitan selanjutnya." jelasnya.
Dijelaskan oleh Arif Endoser yang memberikan tanggapan atas penerbitan buku antologi puisi ini yakni Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Dr. Din Syamsuddin, Mantan Gubernur NTB yang saat ini menjadi anggota DPR RI Drs. Harun Alrasyid dan Anggota DPR RI Fahri Hamzah.
Ke-32 penyair yang puisinya masuk dalam antologi ini yakni Dinullah Rayes, Eka RS, Arrie Boediman La Ede, Kit Rose, Habe Arifin, Edy Priyatna, Kelana, Donny Anggoro, Zeta Rosa, Bayu Gautama, Dwi Rahariyoso, Selsa, Bambang Prayitno, Agus Wepe, Wasta Tama, Nurdiana, Edy Firmansyah, Ario Sasongko, Alex R. Nainggolan, Jaksen Saragih, Thomas Budi Santoso, Saiful Hadjar, MiRa, Dimas Arika Mihardja, Jumari HS, Asahan, Heri Latief, Selendang Sulaiman, Darmanto Nugroho.
Beberapa orang penyair yang terlibat dalam antologi puisi "Bima Membara" diantaranya Leonowens SP, Jumari HS dan Dimas Arika Miharja juga hadir dalam peluncuran ini.
Leonowens selaku kordinator penyusunan dalam pembuatan buku ini mengutarakan buku puisi ini cukup berbeda dengan antologi puisi lainya. "Bisa jadi buku semacam ini masih jarang di Indonesia, temanya khusus yakni merespon tentang kejadian yang telah terjadi khususnya mengenai kerusuhan dan bentrokan yang terjadi di Bima beberapa waktu lalu." jelas Leo.
Pada akhir acara yang berlangsung santai berupa api unggun dan bakar jagung, peserta kongres KSI yang berjumlah 130 orang mendapatkan buku antologi puisi "Bima Membara" secara cuma-cuma. (*)
Catatan:
Diterbitkan oleh : Halaman Moeka Publishing
Spesifikasi:
- tebal 80 hal
- ukuran 13 x 20 cm
- kertas HVS 70 gr B/W
- cover artcartoon 230 gr, laminating dof
Harga Rp. 39.000,- (belum termasuk ongkos kirim)
Buku dapat dipesan khusus dengan mengirim email, ke alamat:
[email protected]
http://halamanmoeka.blogspot.com/2012/02/kumpulan-puisi-bima-membara-halaman.html
Diterbitkan oleh : Halaman Moeka Publishing
Spesifikasi:
- tebal 80 hal
- ukuran 13 x 20 cm
- kertas HVS 70 gr B/W
- cover artcartoon 230 gr, laminating dof
Harga Rp. 39.000,- (belum termasuk ongkos kirim)
Buku dapat dipesan khusus dengan mengirim email, ke alamat:
[email protected]
http://halamanmoeka.blogspot.com/2012/02/kumpulan-puisi-bima-membara-halaman.html