Hari minggu,
dan orang-orang pergi berpasangan.
Duduk berdua di kafe, menikmati hidangan.
Mengaduk es capuccino dengan sedotan.
Membalas pesan singkat yang berlintasan.
Berkisah tentang hari, yang kemarin mereka lewatkan.
Mungkin habis ini menonton film.
Duduk berdua berpegangan tangan.
Malam, mereka kembali makan.
Kali ini di restoran.
Mereka berpisah di depan rumah, lengkap dengan senyuman.
Esok, mereka janji untuk bertemu di hari kemudian.
Hari minggu,
dan aku bangun pukul tujuh pagi.
Pergi ke kios koran, membeli surat kabar tertanggal hari ini.
Memisahkan rubrik cerpen dan tertidur kembali.
Siang aku terbangun lagi,
melanjutkan sarapan pagi.
Lalu mandi.
Kepala berputar mencari tempat menulis yang sunyi.
Kemudian singgah di kafe yang lekat di hati.
Duduk sendiri, menikmati jahe hangat, sebatang rokok, dan menulis puisi.
Cerpen yang tak kunjung selesaipun mengganggu imaji.
Hari minggu,
dan aku memandang orang-orang ibukota.
Rasanya aku memang tidak cocok membicarakan cinta.
Ario Sasongko
***
"Ario, kamu hanya membutuhkan ruang sunyi di hati seorang perempuan, untuk dicintai dan sekedar menulis puisi di sudut sunyi ruang hatinya."
-Pesan dari seorang teman, bernama Daniel Rudi-
dan orang-orang pergi berpasangan.
Duduk berdua di kafe, menikmati hidangan.
Mengaduk es capuccino dengan sedotan.
Membalas pesan singkat yang berlintasan.
Berkisah tentang hari, yang kemarin mereka lewatkan.
Mungkin habis ini menonton film.
Duduk berdua berpegangan tangan.
Malam, mereka kembali makan.
Kali ini di restoran.
Mereka berpisah di depan rumah, lengkap dengan senyuman.
Esok, mereka janji untuk bertemu di hari kemudian.
Hari minggu,
dan aku bangun pukul tujuh pagi.
Pergi ke kios koran, membeli surat kabar tertanggal hari ini.
Memisahkan rubrik cerpen dan tertidur kembali.
Siang aku terbangun lagi,
melanjutkan sarapan pagi.
Lalu mandi.
Kepala berputar mencari tempat menulis yang sunyi.
Kemudian singgah di kafe yang lekat di hati.
Duduk sendiri, menikmati jahe hangat, sebatang rokok, dan menulis puisi.
Cerpen yang tak kunjung selesaipun mengganggu imaji.
Hari minggu,
dan aku memandang orang-orang ibukota.
Rasanya aku memang tidak cocok membicarakan cinta.
Ario Sasongko
***
"Ario, kamu hanya membutuhkan ruang sunyi di hati seorang perempuan, untuk dicintai dan sekedar menulis puisi di sudut sunyi ruang hatinya."
-Pesan dari seorang teman, bernama Daniel Rudi-