Aku hafal dengan cara kau menyibak rambut. Dari kejauhanpun aku mengerti gerak itu, ayunan tanganmu dan bagaimana rambut panjangmu tersibak. Malam ini hangat, selaras dengan natal dan choir yang pasti tadi kau saksikan dengan senyuman yang sama. Hangat yang sama, pasti, seperti yang sering kuceritakan tentang lagu jazz, dan bagaimana kau sangat menyukai lagu "Joy to the World."
Entah, bagaimana aku lupa, bahwa kau menunggu di seberang jalan. Harusnya kita bertemu di sana. Kitapun berpandangan, sempat kau tersenyum di antara mobil-mobil yang berlalu-lalang. Aku menikmatinya, senyummu di antara kerumunan orang, dan wajahmu yang tak mencoba bertanya, mengapa aku di seberang jalan. Kita saling tersenyum, di antara semburan tipis angin yang membawakan salam.
Mengapa aku menunggumu di seberang?
"Aku kesana!"
Kau tersenyum.
Ario Sasongko
25.12.2011
Entah, bagaimana aku lupa, bahwa kau menunggu di seberang jalan. Harusnya kita bertemu di sana. Kitapun berpandangan, sempat kau tersenyum di antara mobil-mobil yang berlalu-lalang. Aku menikmatinya, senyummu di antara kerumunan orang, dan wajahmu yang tak mencoba bertanya, mengapa aku di seberang jalan. Kita saling tersenyum, di antara semburan tipis angin yang membawakan salam.
Mengapa aku menunggumu di seberang?
"Aku kesana!"
Kau tersenyum.
Ario Sasongko
25.12.2011